Rabu, 30 November 2016

MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
REMAJA DAN PERMASALAHANNYA


Dibuat Oleh :
Muhammad Yusuf Fadilla
55416145
1IA13

TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA TIMUR
2016


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Ilmu Sosial Dasar ini dengan baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Emilianshah Banowo  selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar Universitas Gunadarma yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian dari remaja, dan permasalahan yang dialami oleh remaja. Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.


Jakarta, 01 Desember 2016




Muhammad Yusuf Fadilla


BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

    Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadipusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk menerangkan dan melakukan pendekatan yang  efektif untuk menangani para remaja ini.
    Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
    Banyaknya permasalahan dan krisis yang terjadi pada masa remaja ini menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi perkembangan menyebutnya sebagai masa krisis. Pada masa ini perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai sangat penting.


1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tentang remaja dan permasalahan yang dialami saat remaja.

1.3 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini dilakukan dengan membaca dan menjelajahi refrensi yang berada di internet.

BAB II
Pembahasan


2.1 Pengertian Remaja Menurut Para Ahli Dan Masa Remaja

    1. Menurut Stanley Hall ( Bapak Psikologi Remaja )
     Masa remaja adalah masa kelahiran baru yang ditandai dengan gejala yang menonjol, yaitu: perubahan pada seluruh kepribadian dengan cepat, perubahan pada segi biologis, mulai berfungsinya kelenjar kelamin dan sikap sosial yang eksplosif dan bergelora.

    2. Menurut Darajat Zakiyah
    Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.

    3. Menurut Hurlock (1999)
    Dalam bukunya menuliskan bahwa istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.

    4. Menurut Jersild (dalam Hidayat, 1977)
        Dalam bukunya “The Psychology of Adolescence” menyatakan bahwa masa remaja adalah masa dimana pribadi manusia berubah dari kanak-kanak menuju ke arah pribadi orang dewasa.

    5. Menurut Stone (dalam Hidayat, 1977)
      Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya badai dan tekanan, yang dimulai adanya perubahan-perubahan biologis.

    6. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999)
        Masa remaja sebagai usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

    Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena memiliki sifat - sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. karena manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus menempatkan dirinya diantara nilai-nilai (kultur) itu maka perlu mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai - nilai. Untuk inilah maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba - coba yang baru agar dapat menjadi pribadi yang dewasa. Pada dasarnya ini masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu:

    a. Awal Remaja (13-15)
     Massa ini adalah cepatnya pertumbuhan yang sering membawa kejanggalan, memperlihatkan kurangnya koordinasi antara fikiran dan badan. Hal ini juga memberikan rasa malu pada anak-anak muda karena organ-organ tubuh tertentu, seperti hidung, mulut dan kaki bertumbuh lebih cepat dari anggota tubuh yang lain membuat mereka seperti seorang anak yang kecilnya berwajah buruk tetapi waktu dewasa menjadi seseorang yang berwajah cantik atupun tampan dan memberikan rasa ketakutan yang tak tersalurkan yang membuat mereka akan selalu merasa begitu. Usia untuk bergerombol sekarang mencapai puncaknya, mulai surut dan digantikan dengan ketertarikan kepada lawan jenis dan disertai perasaan malu pada periode ini. Perkembangan mental yang membuat remaja lebih kritis lalu sering berkhayal dan memikirkan tentang masa depannya dan apa yang akan dikerjakannya nanti. Karakteristik pada hal-hal yang berlanjut dan hal-hal bersifat semangat mulai menjadi masalah pengalaman daripada penerimaan banyak fakta.

    b. Pertengahan Remaja (16-17)
       Pertumbuhan berlanjut dengan cepat, anak muda dalam banyak hal mencapai ketinggian fisiknya pada akhir periode usia ini. Dimana pada waktu yang lalu anak-anak ini telah melalui suatu periode dimana mereka mencari jati diri, remaja sekarang mulai untuk mengembangkan rasa individualitasnya dan menjadi seseorang yang mempunyai keputusannya sendiri. Dalam rohaninya, mereka terus berkembang dalam pengenalan akan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai kerohanian menjadi utama, dengan alasan akan pergaulan yang salah, mereka akan kehilangan daya tarik.

    c. Akhir remaja (18-24)
     Secara fisik, ini adalah waktu yang lambat untuk  tumbuh, pertumbuhan yang terlambat pada bagian yang lain akan menyesuaikan dengan bagian yang lain. Kepribadian muncul dan karakter menjadi tetap. Rasa memerlukan orang lain sekarang menemukan jalan satu klub, kelompok persaudaraan, tempat satu rumah. Keraguan apapun akan berhubungan dengan keagamaan yang juga difikirkan dan suatu dasar yang memuaskan dalam penemuan iman atau ini adalah penolakan terhadap barang peninggalan masa lalu, dengan kekecewaan yang menghasilkan sinisme. Karakteristik pada lawan jenis telah menemukan pemecahannya melalui cinta dan membangun rumah tangga.


2.2 Permasalahan Remaja

   Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring  dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memehami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi berikut:

    a. Dimensi Biologis
       Pada saat seorang anak memasuki massa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja laki-laki, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.

    b. Dimensi Kognitif
       Kemampuan berfikir para remaja semakin berkembang sedemikian rupa, para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mendapatkannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan  pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan oprasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
     Pada kenyataannya masih banyak remaja di negara-negara berkembang termasuk Indonesia bahkan orang dewasa yang pola fikkirnya masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Penyebabnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasaan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya.

    c. Dimensi Moral
    Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya - tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial dan sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertahankan keabsyahan pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

    d. Dimensi Psikologi
     Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini suasana hati bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan suasana hati yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah atau kegiatan sehari-hari dirumah. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Remaja yang diberi kesempatan umtuk mempertanggung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya diri, dan mampu bertanggung-jawab.

    Dan masalah yang dihadapi remaja antara lain :

    - Kebutuhan akan figur teladan
      Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang berlangsung dari keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar nasihat-nasihat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.

    - Sikap apatis
    Sikap apatis merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu dan pada saat yang bersamaan tidak mau melibatkan diri di dalamnya. Sikap apatis ini terwujud di dalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi di masyarakatnya.

    - Kecemasan dan kurangnya percaya diri
   Kata stress atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja. Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam bentuk “pelarian” (memburu kenikmatan lewat minuman keras, obat penenang, seks dan lainnya).

    - Ketidakmampuan untuk terlibat
      Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola pikir ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan di masyarakat. Persahabatan dinilai dengan untung rugi atau malahan dengan uang.

    - Perasaan tidak berdaya
      Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi semakin menguasai gaya hidup dan pola berpikir masyarakat modern. Teknologi mau tidak mau menciptakan masyarakat teknokratis yang memaksa kita untuk pertama - tama berpikir tentang keselamatan diri kita di tengah - tengah masyarakat. Lebih jauh remaja mencari “jalan pintas”, misalnya menggunakan segala cara untuk tidak belajar tetapi mendapat nilai baik atau ijasah.

    - Pemujaan akan pengalaman
    Sebagian besar tindakan-tindakan negatif anak muda dengan minumam keras, obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dari hanya mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan pandangan yang keliru tentang pengalaman yang sebenarnya.



    BAB III

    Penutup




    3.1 Kesimpulan dan Saran

    Berdasarkan dari penjelasan yang sudah ada diatas, seorang remaja adalah sesuatu yang rapuh karena mereka masih mencari jati diri mereka oleh sebab itu disaat remaja para remaja membutuhkan figur atau orang tua yang bisa ditiru untuk mengikuti jejak yang benar, dan juga dari segi pergaulaun remaja harus pintar - pintar untuk memilah pergaulaun yang ada supaya tidak terjerumus / terjebak dalam pergaulan yang salah.



    Daftar Pustaka

    http://saputridarniyati.blogspot.com/2012/12/perkembangan-remaja-dan-permasalahannya.html
    https://alvitasusukan.wordpress.com/2011/10/27/perkembangan-remaja-dan-permasalahannya/
    https://pindaiilmu.blogspot.com/2015/06/makalah-remaja-pemuda-dan-permasalahanya.html
    https://cobacarisini.blogspot.com/2013/10/definisi-jenis-jenis-dan-permasalahan.html

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar